Minggu, 06 Januari 2013

Pengaruh kepribadian terhadap kesuksesan karir

Konsep Teori Kepribadian
Kepribadian merupakan hasil dari salah satu pemikiran atau kajian dari psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran kajian (hasil praktik kasua) para ahli.
1.            Definisi Kepribadian
Adalah terjemahan dari bahasa inggris Personality dimana kata tersebut berasal dari bahasa latin yakni Persona yang berarti topeng yang diunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Disini para aktor/individu menyembunyikan kepribadiannya yang asli dan menampilkan pribadinya yang sesuai dengan topengnya.
2.      Pola kepribadian
a)      Self concept
Self concept disini dapat diartikan sebagai 
1.   Persepsi (keyakinan individu  tentang dirinya)
2.    Kualitas pensifatan individu  tentang dirinya)
3.    Suatu sistem pemaknaan individu dan pandangan individu  tentang dirinya)
b)      Traits (sifat atau karakterisitik)
Adalah aspek atau dimensi kepribadian yang terkait dengan karakteristik respon atau reaksi individu yang konsisiten (ajeg) dalam rangka menyesuaikan dirinya secara khas, dan diartikan juga seagai kecendruangan individu untuk mereaksi stimulus dari lingkungan.
3.      Faktor perkembangan kepribadian
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kepriadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (invironment).

a)      faktor hereditas (genetika)
sebuah faktor bawaan individu yang berasal dari efect keturunan dimana faktor tersebut tidak berdampak secara langsung, karena yang dipengaruhi oleh gen secara langsung adalah :
1.        Kualitas sistem syaraf
2.         Keseimbangan biokimia tubuh
3.         Struktur tumbuh

b)      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian di antaranya adalah keluarga, budaya dan sekolah :

A.         Keluarga
Keluarga sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak, dengan alasan sebagai berikut :
1)      Merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak
2)      Individu banyak menghabiskan waktu dalam lingkungan keluarga
3)      Anggota keluarga merupakan “signitificant people” bagi pembentukan pribadi iindividu.

B.         Budaya

Kluckhon berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadir maupun tidak disadari. Kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola ataupun perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita

C.         Sekolah

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi epribadian individu, adapaun beberapa faktor yang menyebeabkan hal tersebut terjad adalah :
1.  Iklim emosianal kelas
2.  Sikap dan perilaku guru
3.  Disiplin (tata tertip)
4.  Prestasi belajar
5.  Penerimaan teman sebaya


Fauzan Arif. 2012. Teknik-teknik Dasar Pemahaman Individu dalam bimbingan karir.

Sunardi. 2008. Karir. PLB FIP UPI

Yosita maulana. 2012. Pemahaman diri dalam bimbingan karir

Tipologi kepribadian berdasar kebudayaan


        
Teori Kebudayaaan : bahwa yang mempengaruhi kepribadain adalah kebudayaan atau tempat dia tinggal, ada bermacam-macam tipe misalnya, tipe ekonomi, tipe politik dan lain-lain. (Spanger). Kebudayaan, menurut K.H. Dewantara, adalah hasil budi daya manusia yang dapat dipergunakan untuk memudahkan hidup manusia.   Ada beberapa tokoh yang didalam teorinya, menggunakan dasar kebudayaan, yaitu ; Riesman, E. Spranger,  W. dan E Yeansch.
Menurut Spranger dalam hidup ini terdapat enam macam nilai kebudayaan, yaitu pengetahuan, kemasyarakatan, ekonomi, agama, keindahan dan kesusilaan. Atas dasar itu dikemukakan enam macam tipe manusia, yaitu: 
a. Tipe teoritis, orang dengan tipe ini memandang bahwa yang paling bernilai dalam hidup ini adalah pengetahuan.
b.  Tipe sosial, nilai kemasyarakatan adalah yang dominan dalam hidup ini, orang lain adalah yang pertama dan terutama.
c.  Tipe ekonomis, tipe orang ini adalah melihat dan mempertimbangkan segala sesuatu dari sudut pandang untung dan rugi.
d.  Tipe religius, orang yang religius hidup di bawah nilai-nilai keagamaan, kecendrungan menjadi orang yang shaleh mewanai sepak terjangnya.
e.   Tipe estetis, yang paling bernilai bagi orang tipe estetis ini adalah keindahan.
f.    Tipe etis, kesusilaan harus bertengger di atas segala-galanya.

Tipologi Spranger yakni ;
1.   Dua macam rohk (Geist)
Pertama-tama spranger membedakan adanya dua macam rokh (Geist), yaitu:
            a). Rokh subjektif atau rokh individual, yaitu rokh yang terdapat pada manusia masing-masing (individu)
            b). Rokh objektif atau rokh supra individual, yaitu rokh seluruh umat manusia, yang dalam keadaan konkritnya merupakan kebudayaan yang telah terjelma selama berabad-abad.
2.   Hubungan antara rokh subjektif dan rokh abjektif
Rokh subjektif dan objektif itu berhubungan secara timbal balik. Rokh subjektif atau roh individual, yang mengandung nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing individu, dibentuk dan dipupuk dengan rokh objektif, artinya rokh subjektif tersebut berbentuk dan berkembang dengan memakai rokh objektif sebagai norma.
3.    Lapangan-lapangan hidup
Kebudayaan oleh Spranger dipandang sebagai sistem nilai-nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai kebudayaan yang tersusun menurut sistem atau struktur tertentu.
a) Lapangan pengetahuan (ilmu, teori)
b) Lapangan ekonomi
c) Lapangan kesenian
d) Lapangan keagamaan
e) Lapangan kemasyarakatan
f) Lapangan politik

SIFAT-SIFAT KHAS KEPRIBADIAN MANUSIA
Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia itu sangat bermacam-macam sekali, mungkin sama banyaknya dengan banyaknya orang, segolongan ahli berusaha menggolong-golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah paling efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik. Pada sisi lain, sekelompok ahli berpendapat, bahwa cara bekerja seperti dikemukakan di atas itu tidak memenuhi tujuan psikologi kepribadian, yaitu mengenal sesama manusia menurut apa adanya, menurut sifat-sifatnya yang khas, karena dengan penggolongan ke dalam tipe-tipe itu orang justru menyembunyikan kekhususan sifat-sifat seseorang.
1. Psikologi kepribadian betujuan untuk mengenal sesama manusia baik sifatnya maupun tipe kepribadian masing-masing.
2. Saling berhubungan antara konstitusi dan temperament baik jasmani maupun spkiatris
3. Mengikis dorongan keakuran dan mengembangkan dorongan kecenderungan egoistis yang tersembunyi untuk kemudian memberantasnya.

Allport, G.W. Personality: a Psychologycal Interpretation. New York. Henry Holt, 1937.

Adler, A. Understanding Human Nature (Terj. Beram Walfe) New. York: Permabook-Greenberg, 1949.

Brand, H. The Study of Personality. New York: John Wiley & Sons, 1954.







Masalah sosial dalam keluarga

 
            Permasalahan sosial dalam ruang lingkup keluarga
Masalah sosial di dalam keluarga adalah masalah sosial dalam ruang lingkup yang kecil. Namun, di dalam ruang lingkup masalah kecil ini dapat tercipta berbagai masalah yang terhubung dengan berbagai masalah dalam ruang lingkup yang besar.
Kurangnya atau bahkan tidak adanya komunikasi yang baik antara semua anggota keluarga adalah suatu masalah sosial dalam bidang komunikasi. Kebanyakan masalah remaja yang ada saat ini disebabkan karena kurang baiknya komunikasi antara anggota keluarga. Contohnya, orang tua yang bercerai sehingga ada anak- anak yang terlantar tanpa adanya komunikasi ( kasih sayang) dari kedua orang tuanya, orang tua yang sibuk bekerja dan anak dijaga oleh pembantu rumah tangga atau pengasuh anak. Tidak semua pembantu rumah tangga bahkan pengasuh anak perduli dengan anak yang diasuhnya. Ini menyebabkan anak kurang mendapat perhatian, sehingga ia lebih suka mencari perhatian diluar. Apabila dia mencari perhatian dan kasih sayang diluar dengan cara yang baik, itu tidak perlu dikhawatirkam, yang perlu di khawatirkan adalah anak- anak yang mencari perhatiab dan kasing sayang di luar rumah dengan cara yang tidak baik, seperti bergaul dengan teman- teman yang tidak baik dan akhirnya masuk kedalam lingkungan narkoba, dunia malam, bahkan pergaulan bebas. Yang pada akhirnya dapat merusak masa depan generasi muda.Kita tidak dapat meremehkan segala masalah yang terjadi dilingkungan keluarga. karena generasi muda yang baik tercipta dari lingkungan keluarga yang baik.
Selain masalah komunikasi, di dalam keluarga terdapat juga masalah kekerasan. Banyak masalah kekerasan orang tua terhadap anak, bahkan terdapat kasus kekerasan anak terhadap orang tua. Bukan hanya kekerasan, sekarang ini juga banyak kasus pembunuhan yang terjadi di keluarga. Betapa, teganya seorang anak membunuh orang tuanya, seorang cucu membunuh kakek neneknya, dan yang paling sering terjadi adalah seorang ibu yang membunuh anaknya, seperti aborsi atau membunuh sang bayi kecil sesaat setelah ia terlahir ke dunia ini.
Sebenarnya, apa yang ada dalam fikiran mereka di dalam keluarga. Bukankah keluarga adalah harta yang paling berharga yang harus kita jaga dengan baik. Bukankan keluarga adalah teman yang paling setia dan abadi. Keluarga adalah orang yang akan selalu ada disaat kita tertawa, menangis, marah. Keluarga yang menemani hidup kita dari saat kita terlahir kedunia ini sampai saatnya kita meninggalkan dunia ini. Kelurga yang selalu ada saat kita pertama kali bisa tertawa, menangis, berjalan, berbicara.

Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar perkawinan dan memiliki hubungan darah. Dalam satu keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak, yang bisa kita sebut dengan keluaga inti (nuclear family). Di dalam kehidupan keluarga tentu saja ada hambatan atau masalah-masalah dalam menjalankannya dan itu tidak dapat dipunkiri lagi.
Masalah-masalah ini terjadi karena disebabkan adanya unsur atau aturan-aturan tertentu yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga dampak yang terjadi adalah rasa kekecewaan dan penyesalan. Masalah sosial dalam keluarga dapat diklasifikasikan atas dasar faktor ekonomi, faktor biologis, dan faktor psikologi. Berikut adalah penjelasannya.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi biasanya menjadi masalah utama dalam keluarga. Misalnya kemiskinan, yang sampai saat ini masih sulit diberantas oleh negara kita ini. Karena kemiskinan orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan sesuap nasi untuk bertahan hidup. Dan pada akhirnya bisa menjerumuskan dirinya pada tindakan kriminal. Lalu bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetapi masih sulit untuk memenuhi kebutuhannya karena pendapatannya yang rendah. Dalam masalah ini setiap orang harus berfikir positif dan meningkatkan keahliannya dalam pekerjaan.
Faktor Biologis
Masalah yang ada dalam faktor biologis adalah masalah perceraian. Sedangkan perceraian itu dapat memberikan dampak negatif dan merugikan orang lain. Contohnya orang tua yang bercerai akan memberikan dampak bagi sang anak. Apalagi dimana sang anak belum mengerti apa-apa. Ini dapat menimbulkan pertanyaan bagi sang anak, kenapa orang tuanya bercerai. Dalam masa ini sang anak seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bagi para orang tua masalah ini seharusnya diperhatikan, agar tidak berdampak buruk pada kepribadian sang anak.
Faktor Psikologi
Faktor psikologi sangat erat kaitannya dengan masalah anak. Contohnya sifat otoriter orang tua. Ini dapat memberikan tekanan mental dan ketakutan bagi sang anak. Dalam keluarga, orang tua memiliki peran utama untuk membentuk kepribadian pada anak yang bertujuan untuk menghasilkan kepribadian yang baik. Sifat otoriter yang berlebihan akan menimbulkan konflik dalam diri anak, terutama di dalam masyarakat modern yang semakin dinamis, anak tidak dapat membentuk sikap mandiri dalam bertindak sesuai dengan peranan yang harus di jalankan. Bila peran orang tua tidak berjalan sesuai dengan semestinya, maka dapat menimbulkan sang anak untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif atau menyimpang. Oleh karena itu, sebaiknya sang anak harus diberikan pengertian yang mendalam untuk memiliki pergaulan yang bersifat positif.

Paulus Tangdilintin. 2007.  Masalah-masalah Sosial. UT

Manasse Malo. 2009. Sosiologi Ekonomi. UT


Peran BK dalam mengatasi permasalahan sosial dalam ruang lingkup individu dan masyarakat



Permasalahan sosial meruapakan salah satu wujud dari dampak negatif  ilmu sosial.  Definis dari pemasalahan sosial adalah beberapa kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan masyarakat yang tidak ideal. Artinya , selama dalam suatu masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata,maka masalah sosial akan selalu timbul. Terjadinya  permasalahan sosial diakibatkan oleh munculnya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.

Contoh sumber dari permasalahan sosial adalah proses sosial dan bencana alam.
Menurut Pete Stark (1975) permasalahan sosial dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1.      Konflik dan Kesenjagan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan seksual dan masalah lingkungan.

2.      Perilaku menyimpang, seperti : kecanduan obat – obatan terlarang, gangguan mental, kejahatan kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.

3.      Perkembangan manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi) dan kesehatan seksual.

Keberadaan masalah sosial dapat dilihat dengan melakukan beberapa proses dan tahapan analitis. Tahapan analitis dilakukan dengan melakukan pendekatan yang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1.      Person Blame Approach, yaitu pendekatan untuk memahami masalah sosial yang berada pada level individu. Dengan pendekatan ini, kita bisa mengetahui penyebab terjadinya masalah sosial pada level individu. Pada umunya penyebab masalah ini berupa kondisi fisik maupun psikis dari tiap individu.

2.      System Blame Approach, yaitu sistem pendekatan yang digunakan dalam masyarakat sebagai unit analisa utamanya.
Permasalahan sosial dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Terjadinya  beragam permasalahan sosial dapat dibagi dalam ruang lingkup seperti ruang linkup individu, keluarga dan masyarakat.

a.      Permasalahan Sosial dalam Ruang Lingkup Individu

Permasalahan sosial dalam ruang lingkup individu pada umunya terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar, baik pengaruh positif maupun negatif. Masalah sosial dalam ruang lingkup individu juga terkadang timbul pada seorang individu yang kurang terbuka atau tertutup terhadap dirinya sendiri kepada orang lain. Masalah sosial yang timbul dalam ruang lingkup individu harus segera diatasi, karena individu lain dapat terpengaruh oleh individu tersebut. Masalah sosial dalam ruang lingkup individu dapat di atasi dengan nasihat, curhat, introspeksi ataupun motivasi yang membangun mental seorang individu menjadi lebih baik dan bersifat positif.
b.      Permasalahan sosial dalam ruang lingkup masyarakat
            Permasalahan sosial dalam ruang lingkup masyarakat merupakan permasalahan sosial yang dapat menyebabkan permasalahan sosial di dalam ruang lingkup lain seperti keluarga dan individu. Hal ini disebabkan karena masarakat menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap seorang individu ataupun sebuah keluarga. Permasalahan sosial dalam ruang lingkup masyarakat pada umunya terjadi karena kondisi masyarakat yang tidak ideal dan harmonis. Permasalahan sosial dalam ruang lingkup masyarakat dapat diatasi ataupun dicegah dengan adanya pemimpin yang bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap masyarakatnya sendiri. Jika ada masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, harus diatasi dengan seksama / kekeluargaan, tidak dilakukan dengan tindakan anarkisme

   Sebagai pejabat fungsional, konselor dituntut melaksanakan berbagai tugas pokok fungsionalnya secara professional, adapun tugas pokok konselor menurut SK Menpan No. 84/1993 ada lima yaitu: menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan program, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya, yang dilandasi budi pekerti dan tanggung jawab kemasyarakatan dan bernegara. Bimbingan pribadi berorientasi pada diri individu sendiri, bidang pengembangan sosial, yaitu hubungan individu dengan orang-orang lain. Unsur-unsur komunikasi dan kebersamaan dalam arti yang seluas-luasnya menjadi acuan pokok dalam bidang pengembangan sosial.

 1)      Makna bimbingan sosial

Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial juga bermakna suatu bimbingan atau bantuan dari pembimbing kepada individu agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik.

2)      Tujuan bimbingan sosial

Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dan lingkungannya. Bimbingan sosial juga bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.

Dalam masalah sosial, konselor sangat dibutuhkan dalam menangani masalah ini. Dengan cara mendiagnosis masalah social individu itu sendiri, diagnosis dilakukan dalam rangka memberikan solusi terhadap siswa yang mengalami masalah sosial.
Untuk mendapatkan solusi secara tepat atas permasalahan sosialnya, konselor harus terlebih dahulu melakukan identifikasi dalam upaya mengenali gejala-gejala secara cermat terhadap fenomena-fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya permasalahan sosial yang melanda. Diagnosis dilakukan untuk mengetahui dan menetapkan jenis masalah yang dihadapi klien lalu menentukan jenis bimbingan yang akan diberikan.

Bimo Walgito. 1978. Psikologi Sosial. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Suhertina. 2008. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah.  Suska Press

Syamsu Yusuf LN. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda