Belajar
lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih ditekankan
pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek belajar atau siswa. Hasil belajar
dari kegiatan belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Hasil atau prestasi
belajar subjek belajar atau peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah
dipelajari. Menurut Woodworth dan Marquis (dalam Sri, 2004 : 43) prestasi
belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan
tes.
Dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur
dan berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai
yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan kata lain, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dari
perbuatan dan usaha belajar dan merupakan ukuran sejauh mana siswa telah
menguasai bahan yang dipelajari atau diajarkan.
Perubahan
tingkah laku sebagai hasil yang dicapai yang berwujud prestasi belajar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
berupa : faktor belajar yang berasal dari luar diri si pelajar yaitu lingkungan
(lingkungan alami dan lingkungan sosial), instrumental (kurikulum, program,
sarana dan guru), dan faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar faktor
fisiologis (kondisi fisik secara umum, kondisi panca indera dan faktor
psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif).
Motivasi
belajar adalah dorongan yang ada pada seseorang untuk melakukan kegiatan
belajar. Motivasi belajar sangat penting peranannya bagi siswa dalam usaha
mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar
yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti
pembelajaran, mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian bersungguh-sungguh
dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, baik di
kelas maupun di luar kelas.
Siswa
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih tekun, bersemangat, lebih
tahan dan memiliki ambisi yang lebih tinggi dalam mencapai prestasi belajar
yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang kurang atau tidak memiliki
motivasi belajar. Mereka yang tidak memiliki motivasi belajar akan kelihatan
kurang atau tidak bergairah dalam belajar maupun mengikuti pembelajaran di
kelas, tidak menaruh perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, apatis dan
tidak berpartisipasi aktif dalam belajar. Kondisi siswa yang kurang memiliki
motivasi belajar sudah tentu tidak mampu menghasilkan prestasi yang memuaskan.
Dalam
kaitannya dengan materi pelajaran geografi, selama ini siswa cenderung tidak
memiliki minat untuk mempelajarinya. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya
motivasi yang diberikan oleh pengajar dalam proses belajar mengajar.
Sardiman,
A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Raya
Grafindo Persada.
Dimyati
& Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdikbud.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar